Ekspektasikan Hal Besar: Kisah William Carey, Tukang Sepatu yang Menjadi Bapak Misi Modern

Di awal abad ke-18, ketika gereja-gereja Barat tidak percaya pada misi global, seorang tukang sepatu sederhana bernama William Carey mulai merasakan panggilan yang tak terpadamkan untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Ketika ia mengutarakan visinya, seorang pendeta senior menjawabnya dengan kasar, “Duduklah, Anak Muda. Ketika Allah berkenan untuk mempertobatkan orang kafir, Dia akan melakukannya tanpa bantuanmu atau bantuanku.” Namun, Carey menolak untuk diam. Kisahnya adalah bukti bahwa Tuhan Bapa tidak memanggil yang mampu, tetapi memampukan yang terpanggil.

1. Visi yang Ditertawakan

Latar belakang Carey sangat sederhana. Ia bekerja sebagai tukang sepatu, namun di bengkel kerjanya, ia menghabiskan waktu luangnya dengan belajar bahasa, geografi, dan membaca Alkitab. Ia terpukul oleh fakta bahwa miliaran jiwa di luar Eropa belum pernah mendengar tentang Tuhan Yesus. Visi inilah yang memicu kalimat terkenalnya yang menjadi moto misi:

“Expect great things from God; attempt great things for God.” (Ekspektasikan hal-hal besar dari Allah; usahakan hal-hal besar bagi Allah.)

Pada tahun 1792, ia berhasil mendirikan Baptist Missionary Society (BMS), yang menandai dimulainya gerakan misi Protestan modern.

2. Tantangan di India dan Ketekunan yang Tak Tergoyahkan

Carey berlayar ke India pada tahun 1793, dihadapkan pada 41 tahun pelayanan yang penuh tragedi dan kesulitan ekstrem:

  • Kemiskinan dan Penyakit: Ia menghadapi masalah keuangan parah dan penyakit yang tak terhindarkan.
  • Kehilangan: Ia kehilangan putranya, Peter, di awal misinya, dan istrinya, Dorothy, menderita penyakit mental yang parah hingga akhir hayatnya.
  • Bencana: Seluruh manuskrip, kamus, dan hasil terjemahan bertahun-tahun hancur dalam kebakaran hebat.

Namun, Carey menolak menyerah. Ketika bencana terjadi, ia tidak mengeluh; ia hanya mulai bekerja kembali dari awal. Ketekunannya adalah kesaksian yang paling kuat.

3. Warisan Abadi: Terjemahan Alkitab

Di luar pekerjaan penginjilan, kontribusi terbesar Carey adalah di bidang akademik dan budaya:

  • Penerjemah Bahasa: Carey belajar 35 bahasa dan mengawasi penerjemahan Alkitab penuh atau sebagian ke dalam 35 bahasa dan dialek India.
  • Reformator Sosial: Ia mempelopori gerakan untuk menghentikan praktik Sati (ritual membakar janda) dan mendirikan sekolah-sekolah untuk anak perempuan.
  • Pendidikan: Ia mendirikan Serampore College, salah satu institusi pendidikan pertama di Asia.

4. Pelajaran untuk Kita

Kisah William Carey mengajarkan kita bahwa:

  • Pekerjaan Tuhan Membutuhkan Pengorbanan: Visi besar datang dengan harga yang besar, tetapi Tuhan menyediakan kekuatan dan anugerah di setiap langkahnya.
  • Latar Belakang Bukan Batasan: Tuhan Bapa menggunakan orang-orang sederhana (tukang sepatu) untuk melakukan hal-hal yang tidak terpikirkan oleh orang berpendidikan.
  • Harapan yang Realistis: Ekspektasikan hal-hal besar dari Tuhan karena Dia Mahakuasa, dan usahakan hal-hal besar bagi Tuhan karena Ia layak atas yang terbaik dari upaya kita.

Jangan biarkan kesederhanaan hidup Anda atau cemoohan orang lain membatasi visi Anda bagi Kerajaan Allah. Hari ini, tanyakan pada diri Anda: Apa hal besar yang Tuhan Yesus ingin Anda usahakan bagi-Nya? Lakukanlah dengan iman yang berani, dan percayalah bahwa ketekunan Anda akan menghasilkan buah yang kekal.

Berbagi
×