Ketergantungan Radikal: Kisah George Müller, Iman yang Tidak Pernah Meminta dari Manusia

Di abad ke-19, George Müller, seorang penginjil dari Jerman, pindah ke Bristol, Inggris, dan memulai sebuah pekerjaan yang secara manusiawi mustahil: mendirikan panti asuhan besar untuk anak-anak yatim yang benar-benar miskin. Hal yang membuat kisahnya abadi bukanlah apa yang ia lakukan, melainkan bagaimana ia melakukannya: Müller bersumpah untuk tidak pernah meminta uang kepada siapa pun selain kepada Allah Bapa. Kisahnya adalah kesaksian tentang kuasa doa dan ketergantungan radikal pada Janji Tuhan.

1. Visi yang Mustahil

Müller melihat anak-anak yatim di jalanan Bristol dan hatinya tergerak oleh kasih Kristus. Ia menetapkan sebuah visi untuk menyediakan tempat tinggal, pendidikan Kristen, dan perawatan bagi mereka. Sepanjang hidupnya, ia mendirikan lima panti asuhan besar yang pada akhirnya merawat lebih dari 10.000 anak yatim.

Namun, ia memutuskan untuk tidak mengikuti metode konvensional penggalangan dana, yaitu dengan memohon kepada orang kaya, menyelenggarakan acara amal, atau bahkan menyebutkan kebutuhannya kepada siapa pun. Tujuannya adalah membuktikan kepada dunia, dan terutama kepada orang-orang Kristen, bahwa: “Allah itu benar, dan Ia mendengar doa.”

2. Iman di Atas Meja Makan

ImandiAtasMejaMakan result
George Müller berdoa bersama anak panti asuhan

Kisah-kisah ajaib di panti asuhan Müller sering kali terjadi pada saat-saat genting. Salah satu kisah yang paling terkenal terjadi suatu pagi, di mana semua anak sudah duduk di meja makan, tetapi tidak ada makanan sama sekali. Staf sangat cemas, tetapi Müller hanya berkata kepada anak-anak, “Percayalah kepada Tuhan, anak-anak, dan lihatlah apa yang akan Ia lakukan.”

Müller bersyukur atas makanan yang belum ada. Tepat setelah doa, terdengar ketukan di pintu. Seorang tukang roti datang dan berkata, ia tidak bisa tidur karena merasa Tuhan menyuruhnya memanggang roti pagi itu juga, dan ia membawanya ke panti asuhan. Tak lama kemudian, seorang tukang susu yang gerobaknya rusak di luar panti asuhan menawarkan susu yang ia bawa agar tidak basi. Tuhan Bapa menyediakan kebutuhan mereka melalui cara yang luar biasa, persis pada waktu yang dibutuhkan.

3. Kekuatan di Balik Keputusan

Prinsip dasar Müller adalah ia hanya berbicara tentang kebutuhannya kepada Allah Bapa dalam doa, dengan keyakinan penuh pada janji-janji-Nya. Ia mencatat dalam buku hariannya bahwa sepanjang hidupnya, ia menerima dana yang setara dengan jutaan pound Sterling (sekarang) untuk pekerjaan panti asuhan, semuanya datang tanpa diminta dari manusia.

Kisah Müller bukan hanya tentang uang, tetapi tentang kehidupan doa yang konsisten. Ia percaya bahwa Allah Bapa akan memuliakan diri-Nya melalui kelemahan manusia. Ketergantungan totalnya memungkinkan Allah melakukan pekerjaan-Nya dengan cara yang tidak dapat disangkal oleh dunia.

4. Pelajaran untuk Kita

  • Ketergantungan Penuh: Apakah kita benar-benar percaya bahwa Allah Bapa adalah sumber dari segala sesuatu, ataukah kita memperlakukan-Nya sebagai pelengkap dari usaha manusia kita?
  • Prioritas Doa: Müller menghabiskan banyak waktu dalam doa, bukan hanya untuk meminta, tetapi untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Iman didasarkan pada Firman.
  • Tujuan Akhir: Tujuan Müller bukan hanya memberi makan anak-anak, tetapi memuliakan Tuhan Yesus Kristus dengan membuktikan kesetiaan Allah Bapa.

Kisah George Müller adalah tantangan bagi kita semua. Dalam pergumulan terbesar Anda hari ini—keuangan, kesehatan, atau hubungan—sudahkah Anda membawa semuanya kepada Tuhan Yesus terlebih dahulu, tanpa mengandalkan sumber daya manusia? Berdoalah hari ini dengan iman yang radikal, dan bersiaplah untuk menyaksikan kesetiaan Allah Bapa yang tak terduga.

Berbagi
×