Kelahiran Musa (Keluaran 1:1-2:10)

Ini dia nama-nama anak laki-laki Israel yang masuk ke Mesir—masing-masing datang bersama keluarganya menemui Yakub: Ruben, Simeon, Lewi, dan Yehuda; Isakhar, Zebulon, dan Benyamin; Dan dan Naftali; Gad dan Asyer.

Total keturunan langsung Yakub ada 70 orang. Yusuf sendiri sudah ada di Mesir. Lama-kelamaan, Yusuf dan saudara-saudaranya, serta semua orang di generasi itu, meninggal.

Tapi orang-orang Israel jadi sangat subur, bertambah banyak, berlipat ganda, dan menjadi luar biasa kuat, sampai seluruh negeri dipenuhi mereka.

Kemudian, muncul raja baru di Mesir yang tidak tahu-menahu soal Yusuf. Raja itu bilang ke rakyatnya, “Lihat, orang Israel itu jumlahnya lebih banyak dan lebih kuat daripada kita! Ayo, kita harus pintar-pintar menghadapi mereka. Kalau tidak, mereka akan terus bertambah. Jika terjadi perang, mereka bisa bersekutu sama musuh kita, melawan kita, lalu kabur dari negeri ini.”

Maka, mereka menaruh mandor-mandor untuk menindas orang Israel dengan kerja paksa yang berat. Akibatnya, orang Israel membangun kota-kota perbekalan (gudang) untuk Firaun, yaitu Pitom dan Raamses.

Anehnya, semakin ditekan, orang Israel semakin bertambah banyak dan menyebar. Ini malah membuat orang Mesir jadi benci sama orang Israel. Mereka memaksa orang Israel bekerja keras dan kejam. Hidup orang Israel dibuat sengsara dengan kerjaan berat membuat adukan semen dan batu bata, serta segala macam pekerjaan di ladang. Intinya, semua pekerjaan yang dituntut dari orang Israel itu sangat keras.

Raja Mesir kemudian memerintahkan kepada dua bidan Ibrani (Yahudi), yang satu namanya Syifra dan yang satu lagi Pua, katanya, “Kalau kalian membantu wanita Ibrani melahirkan, perhatikan saat bayi keluar: Kalau bayinya laki-laki, bunuh saja. Tapi kalau perempuan, biarkan hidup.”

Tapi, para bidan itu takut sama Allah. Mereka tidak melakukan apa yang raja Mesir suruh; mereka membiarkan bayi-bayi laki-laki itu hidup.

Raja Mesir pun memanggil para bidan itu dan bertanya, “Kenapa kalian berbuat begini dan membiarkan bayi-bayi laki-laki itu hidup?”

Para bidan itu menjawab Firaun, “Begini, Tuanku. Wanita-wanita Ibrani itu tidak seperti wanita Mesir. Mereka tangguh; bayi mereka sudah lahir duluan sebelum bidan sempat datang!”

Jadi, Allah berbuat baik kepada para bidan itu, dan umat Israel pun makin bertambah banyak dan jadi sangat kuat. Karena para bidan itu takut sama Allah, Dia memberikan keluarga (keturunan) kepada mereka.

Akhirnya, Firaun mengeluarkan perintah kepada semua rakyatnya, “Semua bayi laki-laki yang lahir, kalian harus buang ke sungai, tapi semua bayi perempuan boleh dibiarkan hidup.”

Suatu hari, ada seorang pria dari suku Lewi menikah dengan seorang wanita yang juga keturunan Lewi. Wanita itu hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Saat dia lihat anaknya sehat dan bagus, dia menyembunyikannya selama tiga bulan.

Tapi karena sudah tidak bisa menyembunyikannya lagi, dia mengambil keranjang dari papirus, melapisinya dengan ter (bitumen) dan aspal (gala-gala) supaya kedap air. Dia menaruh bayi itu di dalam keranjang, lalu meletakkannya di antara rumput-rumput di pinggir Sungai Nil. Kakak perempuannya berdiri agak jauh untuk mengintai, mau tahu apa yang akan terjadi pada adiknya.

Kemudian, Putri Firaun turun ke Sungai Nil untuk mandi, ditemani para pelayannya yang berjalan di sepanjang sungai. Dia melihat keranjang itu di antara rumput. Dia menyuruh salah satu pelayannya mengambil keranjang itu.

Saat dibuka, dia melihat bayi itu—seorang anak laki-laki, sedang menangis! Putri Firaun merasa kasihan padanya dan berkata, “Oh, ini pasti salah satu anak orang Ibrani.”

Lalu, kakak si bayi keluar dan bertanya kepada Putri Firaun, “Maukah saya carikan seorang wanita Ibrani yang bisa menyusui bayi ini untuk Anda?”

Putri Firaun menjawab, “Ya, lakukanlah.”

Maka, gadis itu pergi dan memanggil ibu kandung si bayi.

Putri Firaun berkata kepada ibu bayi itu, “Ambil anak ini dan susui dia untukku, nanti aku akan bayar upahmu.”

Jadi, wanita itu mengambil anaknya dan menyusuinya.

Setelah anak itu besar, ibunya membawanya kembali kepada Putri Firaun, dan anak itu dijadikan anak angkatnya. Putri Firaun menamainya Musa, katanya, “Karena aku menariknya dari air.”

Berbagi
×