Mengubah Arah Hidup: Makna Teologis Pertobatan Sejati (Metanoia)

“Bertobatlah” adalah kata pertama dalam pelayanan publik Tuhan Yesus (Matius 4:17) dan merupakan dasar dari Injil. Namun, seringkali kita salah memahami pertobatan hanya sebagai perasaan bersalah atau sedih karena dosa. Pertobatan sejati, dalam arti Alkitabiah, jauh lebih dalam dan radikal daripada sekadar menyesal. Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru adalah metanoia, yang secara harfiah berarti “perubahan pikiran” atau “perubahan arah.”

1. Perbedaan antara Penyesalan dan Pertobatan

Penyesalan (regret) dapat terjadi tanpa pertobatan. Contoh paling jelas adalah Yudas Iskariot, yang sangat menyesali tindakannya dan mengembalikan uang, tetapi berakhir dengan bunuh diri. Penyesalan yang mendalam ini adalah “kesedihan duniawi” (2 Korintus 7:10).

Sebaliknya, pertobatan sejati adalah “kesedihan menurut kehendak Allah Bapa” (2 Korintus 7:10). Ini adalah:

  • Perubahan Intelektual: Mengenali dosa sebagai pelanggaran terhadap Allah Bapa yang kudus, bukan hanya sebagai kesalahan yang memalukan.
  • Perubahan Emosional: Merasa sedih bukan karena konsekuensinya, tetapi karena telah melukai hati Tuhan.
  • Perubahan Kehendak/Arah: Mengubah pikiran yang mengarah pada perubahan tindakan; memutuskan untuk berbalik dari dosa menuju Tuhan Yesus.

2. Pertobatan adalah Mengubah Arah (Metanoia)

Jika Anda berjalan ke arah utara dan menyadari bahwa Anda harus menuju selatan, pertobatan bukan hanya meminta maaf kepada orang-orang di utara. Pertobatan adalah berbalik 180 derajat dan mulai berjalan ke arah selatan.

  • Berhenti: Berhenti dari praktik dosa.
  • Berbalik: Menghadap Tuhan Yesus Kristus.
  • Berjalan: Memulai hidup baru dalam ketaatan yang didorong oleh Roh Kudus.

Pertobatan adalah tindakan yang terus-menerus. Meskipun ada momen pertobatan awal saat keselamatan, orang percaya dipanggil untuk terus bertobat dari dosa-dosa harian dan pola-pola pikir yang tidak benar.

3. Buah Pertobatan yang Sejati

Bagaimana kita tahu bahwa pertobatan itu sejati? Yohanes Pembaptis menuntut, “Hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:8). Buah-buah ini adalah perubahan perilaku dan gaya hidup yang dapat dilihat.

  • Dalam Kasus Zakheus: Buahnya adalah mengembalikan uang curian empat kali lipat dan memberi kepada orang miskin.
  • Dalam Kasus Kita: Buahnya mungkin berupa: meninggalkan kebiasaan buruk, memulihkan hubungan yang rusak, mencari pengampunan dari orang yang kita sakiti, atau menunjukkan kejujuran di tempat kerja.

Jika tidak ada perubahan nyata yang terlihat, kemungkinan besar yang kita alami hanyalah penyesalan, bukan metanoia—perubahan pikiran dan hati.

4. Penutup: Anugerah dan Pertobatan

Penting untuk diingat bahwa pertobatan itu sendiri adalah anugerah yang diberikan Allah Bapa, bukan sesuatu yang kita lakukan dengan kekuatan sendiri. Roh Kudus yang meyakinkan kita akan dosa dan memberi kita kekuatan untuk berbalik. Marilah kita hari ini merespons Injil dengan pertobatan yang tulus, berbalik dari hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan dan berjalan di jalan kebenaran yang telah Tuhan Yesus siapkan bagi kita.

Berbagi
×