Iman yang Hidup: Mengapa Perbuatan Itu Penting

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

Yakobus 2:17

Kontroversi yang Tidak Kontroversial

Ayat dari Surat Yakobus ini sering disalahpahami sebagai pertentangan terhadap ajaran Rasul Paulus bahwa keselamatan adalah melalui anugerah Allah Bapa saja, bukan karena perbuatan (Efesus 2:8-9). Namun, Yakobus sebenarnya tidak berbicara tentang cara mendapatkan keselamatan, melainkan tentang bukti keselamatan yang sejati. Yakobus bertindak sebagai cermin yang menunjukkan refleksi batiniah iman kita melalui perbuatan lahiriah.

Memahami “Iman yang Mati”

Yakobus menggunakan analogi yang sangat tegas: iman tanpa perbuatan adalah mati. Bayangkan sebuah pohon buah-buahan yang subur. Jika pohon itu sehat dan hidup, ia pasti akan menghasilkan buah. Jika kita datang pada musimnya dan tidak menemukan buah, kita akan menyimpulkan bahwa pohon itu mati atau sakit.

Demikian pula, iman yang sejati adalah benih hidup yang ditanamkan oleh Roh Kudus. Mustahil benih hidup ini tidak menumbuhkan “buah” ketaatan, kasih, dan pelayanan.

  1. Iman adalah Akar: Iman adalah kepercayaan yang mendasar pada pribadi dan karya Tuhan Yesus Kristus. Ini membenarkan kita di hadapan Allah Bapa.
  2. Perbuatan adalah Buah: Perbuatan baik bukanlah syarat untuk mendapatkan perkenanan Allah Bapa, tetapi merupakan akibat yang tak terhindarkan dari perkenanan yang sudah kita terima. Perbuatan membuktikan keaslian iman kita di hadapan manusia (dan diri kita sendiri).

Contoh Kasih dan Tindakan

Yakobus memberikan contoh praktis dalam ayat-ayat selanjutnya (Yakobus 2:15-16). Jika seorang saudara atau saudari membutuhkan pakaian dan makanan, dan kita hanya berkata, “Pergilah dengan damai, kenakanlah pakaian yang hangat dan makanlah sampai kenyang,” tanpa memberi mereka kebutuhan fisik, maka iman kita hanyalah ucapan hampa. Perbuatan yang dimaksud Yakobus adalah tindakan praktis dari kasih Kristus yang mendorong kita untuk melayani sesama.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Apakah iman Anda “hidup” atau “mati” hari ini?

  • Iman yang Mati: Anda percaya Allah Bapa itu baik, tetapi Anda menolak menolong tetangga yang sedang dalam kesulitan.
  • Iman yang Hidup: Anda percaya bahwa Allah Bapa mengasihi Anda, dan karena itu, Anda tergerak untuk menyalurkan kasih itu melalui waktu, sumber daya, atau kata-kata yang membangun kepada orang lain.

Iman yang hidup menuntut agar kepala (keyakinan), hati (kasih), dan tangan (tindakan) bekerja selaras. Jangan biarkan keyakinan Anda hanya menjadi teori keagamaan. Biarkanlah keyakinan itu menjadi energi yang menggerakkan Anda untuk melakukan kehendak Allah Bapa dan menjangkau orang-orang yang membutuhkan di sekitar Anda. Ini adalah cara kita memperlihatkan kepada dunia bahwa kita telah diubahkan oleh anugerah yang luar biasa dari Tuhan Yesus Kristus.

Berbagi
×