Banyak orang Kristen, secara tidak sadar, hidup dalam kebingungan rohani: apakah keselamatan kita bergantung pada ketaatan sempurna pada peraturan Tuhan (Hukum Taurat) atau pada anugerah-Nya yang tidak layak kita terima (Kasih Karunia)? Memahami hubungan antara kedua hal ini adalah kunci untuk hidup dalam damai dan sukacita yang utuh. Hukum Taurat datang melalui Musa, tetapi Kasih Karunia datang melalui Tuhan Yesus Kristus.
1. Tujuan Hukum: Menunjukkan Dosa dan Kebutuhan akan Juru Selamat
"Jadi apakah gunanya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran, sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu..." — Galatia 3:19
Tujuan utama Hukum Taurat (Sepuluh Perintah Allah, dsb.) bukanlah untuk menyelamatkan kita—karena tidak ada seorang pun yang mampu menaatinya dengan sempurna. Sebaliknya, Hukum berfungsi sebagai cermin yang menunjukkan kepada kita betapa berdosanya kita, dan betapa besarnya jarak kita dari kesempurnaan Allah Bapa. Hukum membuat kita menyadari bahwa kita membutuhkan seorang Juru Selamat. Dengan demikian, Hukum Taurat sebenarnya menuntun kita kepada Kristus.
2. Kuasa Kasih Karunia: Jalan Keselamatan yang Sempurna
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah." — Efesus 2:8
Berbeda dengan Hukum Taurat yang menuntut kesempurnaan dari kita, Kasih Karunia (Anugerah) adalah pemberian Allah yang tidak bersyarat. Kita diselamatkan, bukan karena kita menaati hukum (hasil usaha), tetapi murni karena pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Kasih Karunia adalah kasih Allah Bapa yang diberikan kepada kita meskipun kita tidak layak mendapatkannya. Ini adalah dasar dari iman Kristen.
3. Yesus: Penggenap, Bukan Penghapus
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya." — Matius 5:17
Tuhan Yesus tidak datang untuk menghapus Hukum; Dia datang untuk menggenapinya dengan sempurna. Dia hidup tanpa dosa, memenuhi setiap tuntutan Hukum, dan kemudian membayar hukuman atas ketidaktaatan kita. Artinya, keselamatan kita sudah "lunas" melalui pekerjaan Kristus yang sempurna.
4. Hidup di Bawah Kasih Karunia
Ketika kita hidup di bawah Kasih Karunia, kita tidak lagi berusaha menaati Hukum untuk diselamatkan, tetapi kita menaati Tuhan karena kita sudah diselamatkan. Ketaatan kita menjadi respons syukur atas kasih karunia yang luar biasa, bukan lagi usaha untuk mendapatkan perkenanan Allah Bapa.
Sebagai orang percaya, kita hidup di bawah naungan Kasih Karunia yang sempurna. Ini adalah kabar baik terbesar! Jangan kembali ke beban Hukum Taurat; sebaliknya, nikmati kebebasan yang telah dibayar mahal oleh Tuhan Yesus. Biarlah hidup Anda menjadi refleksi kasih karunia yang telah Anda terima.