Iman Adalah Perjalanan, Bukan Tujuan
Iman Adalah Perjalanan, Bukan Tujuan



Iman Adalah Perjalanan, Bukan Tujuan

By Alunea. in Renungan. Post on Juni 20, 2025.



Banyak orang berpikir bahwa iman adalah titik akhir. Setelah percaya kepada Yesus, semuanya selesai. Tapi kebenarannya berbeda. Iman dalam Kristen adalah perjalanan — proses bertumbuh, dibentuk, diuji, dan dikuatkan setiap hari. Sama seperti perjalanan jauh, kita perlu arah, kompas, kekuatan, dan ketekunan. Iman bukan tiket, melainkan jalan hidup.

1. Iman Dimulai dari Percaya, Tapi Tidak Berhenti di Sana

"Tetapi orang benar akan hidup oleh imannya..." – Habakuk 2:4

Percaya kepada Yesus adalah awal, bukan akhir. Setelah menerima-Nya, kita diajak untuk berjalan dalam ketaatan, kasih, dan pertumbuhan rohani. Iman bukan sekadar momen, tapi gerak terus-menerus menuju kedewasaan rohani.

2. Pertumbuhan Iman Itu Bertahap

"Karena kami hidup oleh iman, bukan karena melihat." – 2 Korintus 5:7

Iman tidak langsung kuat. Sama seperti tanaman, iman perlu disiram dengan firman, doa, dan pengalaman bersama Tuhan. Ada hari di mana iman kita goyah, tetapi di sanalah Tuhan sedang menguatkan akar kepercayaan kita.

3. Iman Diuji dalam Proses, Bukan Ditemukan di Kenyamanan

"Pencobaan terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." – Yakobus 1:3

Perjalanan iman tidak selalu mulus. Ada lembah air mata, ada gurun sunyi. Tapi justru di sanalah kita mengenal Tuhan lebih dalam. Iman yang sejati tumbuh dalam proses, bukan di zona nyaman.

4. Tuhan Adalah Penuntun dalam Perjalanan Ini

"Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku." – Mazmur 23:1

Kita tidak berjalan sendiri. Yesus adalah Gembala yang menuntun langkah kita. Melalui Firman, doa, dan komunitas, kita diarahkan agar tidak tersesat dalam dunia yang penuh distraksi.

5. Iman Menuju Kristus, Bukan Sekadar Berkat

"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus..." – Ibrani 12:2

Banyak orang mengejar iman demi berkat atau jawaban doa. Tapi iman yang dewasa melihat Yesus sebagai tujuan, bukan hanya sebagai pemberi berkat. Kita berjalan karena kita mencintai Dia, bukan hanya ingin sesuatu dari-Nya.

Kesimpulan: Jangan Berhenti di Titik Awal

Iman bukan sekadar “sudah percaya”, tapi “sedang berjalan”. Saat kamu gagal, Tuhan tetap ada. Saat kamu lelah, Dia menopang. Teruskan perjalanan imanmu — satu langkah setiap hari, bersama Yesus.

Hari ini, tanyakan pada dirimu: apakah kamu sedang berjalan bersama Yesus, atau berhenti di titik "pernah percaya"? Mulailah kembali berjalan dalam iman. Baca Firman-Nya, berbicaralah pada-Nya, dan percaya — Dia selalu menyertaimu.

Berlangganan Newsletter Kami

Ringkasan bulanan tentang hal-hal terbaru dan menarik dari kami.