Ketika Tuhan Menulis Ulang Hidup Kita: Proses yang Indah dan Penuh Kasih
Ketika Tuhan Menulis Ulang Hidup Kita: Proses yang Indah dan Penuh Kasih



Ketika Tuhan Menulis Ulang Hidup Kita: Proses yang Indah dan Penuh Kasih

By Alunea. in Renungan. Post on Juni 22, 2025.



Dalam dunia penulisan, sangat jarang sebuah karya langsung sempurna sejak awal. Saya sendiri sering merevisi blog berkali-kali sebelum akhirnya dipublikasikan. Bahkan, bagian-bagian dari buku saya ditulis ulang lebih banyak daripada yang saya inginkan untuk diakui. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk menarik garis dan mengatakan, “Ini cukup untuk sekarang,” meski di dalam hati saya, cerita itu masih terus berkembang.

Menantikan Proses Perubahan

Seandainya saja proses pembelajaran hidup semudah proses revisi tulisan. Sekarang saya mulai bisa mengantisipasi masukan dari editor saya—dan bersyukur karenanya. Tapi yang selalu mengejutkan saya adalah saat Tuhan—Sang Penulis Sempurna—menulis ulang apa yang saya pikir sudah merupakan kisah atau rencana hidup yang baik.

Tuhan telah menulis ulang makna pernikahan dan kemurnian bagi saya agar sesuai dengan rencana-Nya. Ia juga menulis ulang pandangan saya tentang keluarga, ketekunan, dan bahkan batasan-batasan seperti kesabaran, pengampunan, serta kerendahan hati. Ia sedang mengubah dan menyempurnakan tiap aspek hidup saya agar sejalan dengan kisah besar-Nya.

Penulisan Ulang yang Dilakukan dalam Kasih

Sebagai Penulis Kesempurnaan, semua yang dilakukan Tuhan adalah sempurna sejak awal. Dalam Yohanes 8, saat Yesus menulis di atas pasir, tidak ada catatan bahwa Ia menghapus apa pun yang telah ditulis-Nya. Apa yang ditulis-Nya adalah benar sejak awal—seperti halnya Firman Tuhan yang kekal dan tak pernah perlu revisi.

Yang sebenarnya perlu ditulis ulang bukanlah rencana Tuhan, tapi hidup kita—agar kita bisa hidup sesuai dengan cerita besar yang telah Ia rancang.

Saya baru-baru ini mendengar seseorang menceritakan tragedi tentang orang terkasih yang dulu dirawat di rumah sakit karena penyakit serius. Namun setelah bertahun-tahun, kisah itu diceritakan dengan nuansa yang lebih lembut, tanpa ketakutan yang dulu begitu nyata. Banyak orang menyebut ini bagian dari proses penyembuhan. Tapi saya melihat lebih dari itu—seolah-olah Tuhan sendiri telah menulis ulang kenangan itu agar kehadiran-Nya lebih jelas dalam cerita tersebut. Betapa besar kasih-Nya bagi kita.

Biarkan Tuhan Menulis Ulang Hidup Kita

Saya belajar bahwa ketika Tuhan menulis ulang ide, rencana, atau kenangan saya, hasilnya selalu lebih baik. Bukan hanya saat saya duduk di depan keyboard, tapi terutama dalam setiap detik kehidupan sehari-hari.

Berlangganan Newsletter Kami

Ringkasan bulanan tentang hal-hal terbaru dan menarik dari kami.