Alunea
Corrie ten Boom: Kasih yang Berkorban di Tengah Kegelapan Nazi
Ilustrasi Corrie ten Boom selamatkan orang-orang Yahudi.
Corrie ten Boom: Kasih yang Berkorban di Tengah Kegelapan Nazi
Ilustrasi Corrie ten Boom selamatkan orang-orang Yahudi.

Corrie ten Boom: Kasih yang Berkorban di Tengah Kegelapan Nazi

Alunea   Kisah Inspiratif   Agustus 23, 2025.


Awal Kehidupan Corrie ten Boom

Corrie ten Boom lahir pada 15 April 1892 di Haarlem, Belanda. Ia berasal dari keluarga Kristen yang sederhana namun saleh. Ayahnya, Casper ten Boom, seorang tukang jam yang dikenal sebagai pria yang rendah hati dan penuh kasih. Sejak kecil, Corrie diajarkan untuk mengasihi Tuhan dan sesama tanpa memandang latar belakang.

Menyembunyikan Orang Yahudi

Pada masa Perang Dunia II, ketika Nazi Jerman menduduki Belanda, orang-orang Yahudi menjadi buruan. Corrie dan keluarganya tidak bisa tinggal diam. Rumah mereka dijadikan tempat persembunyian rahasia bagi orang Yahudi yang melarikan diri. Di balik lemari kayu di kamar Corrie, dibuat sebuah ruang kecil—dikenal sebagai The Hiding Place (tempat persembunyian).

Selama bertahun-tahun, keluarga ten Boom menyelamatkan puluhan orang Yahudi dari penangkapan. Mereka melakukannya dengan penuh resiko, karena jika ketahuan, seluruh keluarga bisa dipenjara atau dibunuh. Namun bagi Corrie, perintah Tuhan lebih utama:

Ingatlah orang-orang yang dipenjarakan, seolah-olah kamu juga dipenjarakan bersama mereka. (Ibrani 13:3)

Penangkapan dan Penderitaan

Pada tahun 1944, keluarga ten Boom akhirnya dikhianati. Nazi menggerebek rumah mereka. Corrie, ayah, dan saudara-saudarinya ditangkap. Ayahnya meninggal beberapa hari kemudian di penjara. Corrie dan kakaknya, Betsie, dikirim ke kamp konsentrasi Ravensbrück.

Di kamp yang penuh penderitaan itu, Corrie dan Betsie tetap bersaksi tentang Kristus. Mereka berbagi Injil dengan para tahanan, mengajarkan untuk berdoa, dan menyanyikan pujian meski dalam situasi mengerikan. Betsie akhirnya meninggal di kamp itu, tetapi sebelum meninggal ia berkata kepada Corrie:

Tidak ada lubang yang begitu dalam sehingga kasih Tuhan tidak lebih dalam lagi.

Kata-kata itu menjadi penguatan bagi Corrie sepanjang hidupnya.

Pembebasan dan Pelayanan Setelah Perang

Secara ajaib, Corrie dibebaskan dari kamp hanya beberapa hari sebelum semua wanita seusianya dieksekusi. Setelah perang, ia memutuskan untuk tidak menyimpan kebencian, melainkan mengampuni musuh dan melayani korban-korban perang di berbagai negara.

Ia berkeliling dunia, menceritakan kesaksiannya. Bukunya The Hiding Place (diterjemahkan ke banyak bahasa dan difilmkan) menjadi berkat bagi jutaan orang. Corrie wafat pada 15 April 1983, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-91.

Renungan: Kasih yang Berkorban

Kisah Corrie ten Boom adalah teladan nyata dari perkataan Yesus:

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. (Yohanes 15:13)

Ia rela mengorbankan kenyamanan, keselamatan, bahkan kebebasannya, demi menolong orang lain. Kasih yang sejati selalu disertai pengorbanan.

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

  1. Iman nyata terlihat dalam tindakan kasih. Corrie tidak hanya percaya kepada Yesus, tetapi membuktikan imannya dengan keberanian untuk menolong.
  2. Pengampunan lebih kuat daripada kebencian. Meski disakiti oleh Nazi, Corrie memilih untuk mengampuni.
  3. Kasih Tuhan tidak terbatas oleh situasi. Bahkan di kamp konsentrasi yang gelap, kasih Tuhan tetap bersinar.

Relevansi bagi Kita

Mungkin kita tidak dipanggil untuk menyelamatkan orang di tengah perang, tetapi kita dipanggil untuk mengasihi sesama dengan rela berkorban: menolong yang lemah, memperhatikan yang kesepian, mengampuni mereka yang melukai kita.

Kasih sejati bukan hanya kata-kata, tetapi tindakan yang berani.

Ayat Alkitab Harian