Anugerah dan Kesempatan Kedua: Kisah Yunus: Anugerah Allah Bapa yang Melampaui Ketidaktaatan

Kisah Nabi Yunus adalah salah satu kisah yang paling ironis dan menarik dalam Kitab Suci. Ini bukan hanya cerita tentang seorang pria yang ditelan ikan besar, tetapi tentang nabi yang tidak mau taat dan Allah Bapa yang belas kasihan-Nya melampaui batas etnis dan bahkan melampaui keinginan hamba-Nya sendiri. Kisah ini adalah bukti nyata bahwa rencana Allah Bapa akan selalu terlaksana, meskipun kita berusaha menghindarinya.
1. Panggilan yang Ditolak: Lari ke Tarsis
Allah Bapa memanggil Yunus untuk menyampaikan pesan pertobatan kepada Niniwe, ibu kota Asyur, musuh bebuyutan Israel. Namun, Yunus memiliki alasan teologis dan nasionalis yang egois: ia tahu bahwa Allah Bapa itu murah hati dan pengampun, dan ia takut jika Niniwe bertobat, Allah Bapa akan mengampuni mereka. Yunus ingin Niniwe dihukum, bukan diselamatkan. Oleh karena itu, ia melarikan diri ke arah yang berlawanan, menaiki kapal menuju Tarsis—sejauh mungkin dari Niniwe.
2. Kedaulatan di Tengah Badai dan Ikan
Yunus segera menyadari bahwa tidak ada tempat untuk bersembunyi dari Allah Bapa. Allah Bapa mengirimkan badai besar, yang mengancam keselamatan seluruh kapal. Setelah Yunus mengaku, ia dilemparkan ke laut dan ditelan oleh ikan besar yang telah disiapkan Allah Bapa—sebuah intervensi ilahi yang dramatis. Tiga hari di dalam perut ikan menjadi “sekolah” pertobatan yang keras bagi Yunus.
- Yunus 2:7: “Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.”
Setelah pertobatan Yunus, ikan itu memuntahkannya di daratan.
3. Kesempatan Kedua dan Belas Kasihan Universal
Setelah hukuman dan pemulihan, Allah Bapa memberikan Yunus kesempatan kedua (Yunus 3:1). Kali ini, Yunus taat dan pergi ke Niniwe. Pesan pertobatannya sangat singkat dan keras: “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” (Yun. 3:4). Ajaibnya, seluruh kota Niniwe—dari raja hingga rakyat jelata, bahkan ternak—berpuasa dan bertobat. Allah Bapa melihat pertobatan mereka dan membatalkan bencana yang telah Ia ancamkan.
4. Pelajaran Utama: Kemarahan dan Belas Kasihan Allah Bapa
Ironi kisah mencapai puncaknya di bab 4. Yunus marah karena Allah Bapa tidak menghancurkan Niniwe. Ia bahkan meminta Allah Bapa mencabut nyawanya. Allah Bapa kemudian menggunakan pohon jarak yang tumbuh dan layu dalam semalam untuk mengajarkan Yunus pelajaran tentang belas kasihan:
“Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang dalam satu malam tumbuh dan dalam satu malam binasa. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang di dalamnya ada lebih dari seratus dua puluh ribu orang…?” — Yunus 4:10-11
Kisah Yunus adalah cermin bagi kita. Kita seringkali membatasi belas kasihan Allah Bapa hanya untuk orang-orang yang kita anggap layak. Tetapi Allah Bapa mengingatkan kita bahwa anugerah-Nya universal. Ia adalah Allah Bapa dari kesempatan kedua, yang bahkan dapat menggunakan “ikan” untuk mengarahkan kita kembali ke jalan-Nya. Apakah ada “Niniwe” dalam hidup Anda—seseorang yang tidak ingin Anda doakan atau layani? Hari ini, terimalah kesempatan kedua Anda, dan biarkan belas kasihan Allah Bapa yang tak terbatas mengalir melalui Anda.




