Kisah Yusuf dalam Kitab Kejadian adalah narasi klasik tentang penderitaan, kesabaran, dan pemenuhan janji ilahi. Hidupnya adalah serangkaian kemalangan yang mengerikan: dikhianati oleh saudara-saudara sendiri, dijual sebagai budak, dan dipenjara secara tidak adil. Namun, dari titik terendah ke puncak kekuasaan, kisah Yusuf menjadi bukti nyata satu kebenaran fundamental: Allah memiliki tujuan besar di balik setiap kesulitan yang kita alami.
1. Pengkhianatan dan Penurunan
Yusuf adalah anak kesayangan Yakub dan memiliki mimpi kenabian tentang kekuasaan. Ini memicu kecemburuan saudara-saudaranya, yang akhirnya menjualnya sebagai budak. Kemudian, di Mesir, ia dituduh secara tidak benar dan dijebloskan ke penjara. Selama bertahun-tahun, Yusuf mungkin merasa ditinggalkan, dicurangi, dan dilupakan—sebuah pengingat bahwa bahkan orang yang paling setia pun tidak kebal terhadap penderitaan dan ketidakadilan.
2. Kesetiaan di Tengah Keterpurukan
Yang luar biasa dari Yusuf adalah kesetiaannya kepada Tuhan di setiap situasi. Sebagai budak Potifar, ia melayani dengan jujur. Di penjara, ia tetap melayani dan diberi tanggung jawab. Yusuf tidak membiarkan keadaan menentukan karakternya. Ia memilih untuk memuliakan Allah Bapa bahkan di tempat-tempat yang paling gelap. Kesetiaan inilah yang membentuknya dan mempersiapkannya untuk peran besar di masa depan.
3. Kedaulatan Allah yang Mengubah Maksud Jahat
Puncak kisah ini terletak pada pengakuan Yusuf kepada saudara-saudaranya setelah ia menjadi penguasa Mesir:
"Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." — Kejadian 50:20
Ayat ini adalah inti dari ajaran tentang kedaulatan Allah Bapa. Saudara-saudara Yusuf bermaksud jahat, tetapi Tuhan menggunakan tindakan jahat mereka untuk menyelamatkan seluruh keluarga Yusuf, termasuk bangsa Israel. Tuhan mampu mengubah kesakitan kita menjadi pintu gerbang bagi berkat besar, bukan hanya untuk kita, tetapi untuk banyak orang.
Apakah Anda sedang merasa dikhianati, diabaikan, atau dicampakkan? Ambillah inspirasi dari kisah Yusuf. Ingatlah bahwa Tuhan Yesus melihat Anda. Penderitaan Anda bukanlah tanpa makna. Tetaplah setia di tengah kesulitan Anda. Percayalah bahwa Allah adalah Gembala yang Mahakuasa, dan Dia akan bekerja di balik layar, menggunakan maksud jahat orang lain, untuk mewujudkan rancangan kebaikan-Nya yang besar dalam hidup Anda.