Transformasi Instan: Kisah Zakheus: Perjumpaan yang Mengubah Hati dan Dompet

Di kota Yerikho, ada seorang pria yang sangat kaya dan sangat dibenci: Zakheus. Sebagai kepala pemungut cukai, Zakheus adalah simbol pengkhianatan dan keserakahan, menipu rakyatnya demi keuntungan Roma dan dirinya sendiri. Namun, dalam satu perjumpaan singkat dengan Tuhan Yesus, hidupnya, dan yang lebih penting, dompetnya, berubah selamanya. Kisah Zakheus (Lukas 19:1-10) adalah salah satu contoh paling jelas bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk dijangkau oleh anugerah Kristus.

1. Keingintahuan dan Kerendahan Hati yang Tidak Biasa

Saat Tuhan Yesus melewati Yerikho, Zakheus, meskipun kaya dan memiliki status, memiliki kerinduan yang membara untuk melihat-Nya. Karena ia pendek, ia harus mengesampingkan martabatnya dan memanjat pohon ara (sejenis pohon beringin) agar dapat melihat Tuhan Yesus melewati kerumunan.

Tindakan ini menunjukkan dua hal: kerinduan yang tulus dan kerendahan hati yang langka bagi seorang pejabat tinggi. Ia bersedia terlihat konyol demi melihat Tuhan Yesus.

2. Undangan yang Mengubah Hidup

Di tengah kerumunan yang menghina, Tuhan Yesus berhenti tepat di bawah pohon itu. Ia mengangkat kepala-Nya dan berkata, “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Lukas 19:5).

Undangan ini adalah kebalikan dari apa yang diharapkan semua orang. Kerumunan itu menggerutu; Tuhan Yesus memilih untuk bersekutu dengan seorang “orang berdosa” publik. Perhatikan urgensi dan inisiatif Tuhan Yesus: “Aku harus menumpang.” Ini menunjukkan bahwa rencana penyelamatan-Nya sudah ditetapkan untuk Zakheus.

3. Buah Pertobatan yang Radikal

Perjamuan di rumah Zakheus bukanlah perjamuan biasa. Dalam momen keintiman itu, hati Zakheus dilembutkan dan diubahkan. Ia berdiri dan membuat deklarasi yang mengejutkan:

“Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang, akan kukembalikan empat kali lipat.” (Lukas 19:8)

Inilah bukti sejati dari pertobatan. Pertobatan tidak hanya ditunjukkan melalui emosi atau kata-kata, tetapi melalui tindakan nyata dan kerelaan untuk ganti rugi. Hukum Taurat hanya menuntut pengembalian ditambah seperlima (20%) dari nilai yang dicuri. Zakheus melampauinya, menawarkan empat kali lipat, menunjukkan bahwa kasih karunia yang ia terima jauh lebih besar daripada kerugian finansial yang ia derita.

4. Kesimpulan Yesus: Keselamatan Telah Datang

Melihat tindakan Zakheus, Tuhan Yesus memberikan kesimpulan yang abadi: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Lukas 19:9-10).

Keselamatan Zakheus disimpulkan oleh Yesus karena:

  • Perubahan Status: Ia diakui sebagai “anak Abraham” sejati (anggota umat perjanjian Allah).
  • Perubahan Prioritas: Ia pindah dari mencintai uang menjadi mencintai orang lain.
  • Misi Terpenuhi: Kasus Zakheus membuktikan misi Kristus—mencari dan menyelamatkan orang yang dianggap hilang.

5. Pelajaran untuk Kita

  • Inisiatif Allah: Tuhan Yesus yang berinisiatif memanggil kita. Ia melihat kita bahkan ketika kita bersembunyi di “pohon ara” kehidupan kita.
  • Pertobatan yang Berbuah: Pertobatan sejati akan selalu menghasilkan buah-buah ketaatan dan kemurahan hati yang terlihat nyata.
  • Tidak Ada yang Terlalu Hilang: Jika Kristus dapat mengubah seorang pemungut cukai serakah menjadi seorang dermawan radikal, Ia dapat mengubah hati siapa pun, termasuk hati Anda atau orang yang paling Anda doakan.

Izinkan Tuhan Yesus menumpang di “rumah” hati Anda hari ini. Jika ada area keserakahan, iri hati, atau dosa yang perlu diubah, biarkan perjumpaan dengan-Nya menggerakkan Anda untuk ganti rugi dan kemurahan hati yang radikal.

Berbagi
×