Natal dan Perjanjian Baru: Hubungannya dengan Salib dan Kebangkitan

Natal Bukanlah Akhir, Melainkan Awal Misi Penebusan

Seringkali, Natal dan Paskah dirayakan sebagai dua peristiwa yang terpisah—satu adalah sukacita kelahiran, yang lain adalah kemenangan atas kematian. Namun, secara teologis, kelahiran Yesus di palungan Betlehem adalah langkah pertama yang tidak terpisahkan dari pengorbanan-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari kubur. Tanpa Salib, Natal hanyalah kisah kelahiran yang ajaib.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa Inkarnasi (Natal) adalah prasyarat mutlak bagi Penebusan (Paskah) dan bagaimana seluruh Perjanjian Baru bersaksi tentang kesatuan misi Kristus.

1. Tujuan Kelahiran: Mesias Harus Mati

Nubuatan dan peristiwa Natal itu sendiri telah meramalkan penderitaan dan kematian Yesus, bukan hanya kekuasaan-Nya.

  • Nubuatan Awal: Janji Mesias dalam Yesaya 53 menunjuk pada “Hamba yang Menderita,” yang akan menanggung dosa umat-Nya. Bahkan pada Natal, nubuat ini telah ditetapkan.
  • Persembahan Mur: Ingatlah hadiah dari Majus? Mur digunakan untuk membalsem orang mati. Persembahan ini secara profetik menunjukkan takdir Yesus, bahwa Dia lahir untuk mati sebagai korban.
  • Peringatan Simeon: Ketika Yesus diserahkan di Bait Allah, Simeon menubuatkan kepada Maria, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan—dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri 1 .” (Lukas 2:34-35). Ini adalah peringatan dini tentang penderitaan dan perpisahan yang akan terjadi.

2. Inkarnasi sebagai Prasyarat Penebusan

Sebagaimana dibahas dalam artikel sebelumnya, Inkarnasi (Allah menjadi manusia) adalah yang memungkinkan terjadinya pengorbanan yang efektif.

  • Menjadi Pengganti: Hanya karena Yesus mengambil daging manusia, Ia dapat memenuhi tuntutan keadilan Allah—bahwa hukuman atas dosa harus ditanggung oleh seorang manusia. Ia menjadi Pengganti yang Sempurna bagi kita (Romawi 5:8).
  • Korban yang Tidak Tercela: Karena Ia adalah Allah, Ia mampu hidup tanpa dosa, menjadikan-Nya Korban yang Tidak Tercela dan memiliki nilai kekal. Jika Ia tidak lahir, Ia tidak bisa mati; jika Ia tidak hidup tanpa dosa, kematian-Nya tidak akan cukup.

3. Salib dan Kebangkitan: Pengesahan Inkarnasi

Jika Natal adalah deklarasi kedatangan Mesias, maka Salib dan Kebangkitan adalah deklarasi kemenangan dan otoritas Mesias.

  • Puncak Misi (Salib): Salib adalah puncak mengapa Yesus datang. Ia menanggung hukuman dosa manusia. Tanpa Salib, kelahiran-Nya adalah kisah yang belum selesai. Natal menunjukkan kasih Allah yang datang, Salib menunjukkan pengorbanan kasih itu.
  • Pembuktian Otoritas (Kebangkitan): Kebangkitan membuktikan bahwa klaim Yesus (bahwa Dia adalah Imanuel, Allah beserta kita) adalah benar. Kebangkitan adalah pengesahan Allah atas hidup dan kematian Yesus. Itu adalah jaminan bagi kita (1 Korintus 15).
PeristiwaFokus UtamaFungsi Teologis
Natal (Inkarnasi)Kelahiran, Kerendahan HatiMemungkinkan Yesus menjadi 100% Manusia.
Paskah (Salib)Kematian, PenebusanMenanggung hukuman dosa manusia.
KebangkitanKemenangan, OtoritasMembuktikan keilahian dan mengesahkan karya-Nya.

4. Kesatuan Misi Kristus dalam Perjanjian Baru

Seluruh Perjanjian Baru ditulis dengan pemahaman bahwa Yesus yang lahir di Betlehem adalah Yesus yang mati dan bangkit.

  • Lukas dan Kisah Para Rasul: Lukas mencatat kisah kelahiran, kemudian Kisah Para Rasul mencatat pemberitaan Injil, yang selalu berpusat pada kematian dan kebangkitan Yesus.
  • Surat-Surat Paulus: Rasul Paulus tidak memisahkan keduanya. Ia mengagungkan kerendahan hati Yesus saat mengosongkan diri (Filipi 2) sama besarnya dengan kekuatan-Nya saat dibangkitkan.

Kesimpulan: Dari Palungan ke Kemuliaan

Natal bukan hanya tentang Betlehem, tetapi tentang Kalvari. Palungan adalah jalan menuju Salib. Kaki kecil yang terbungkus kain lampin itu adalah kaki yang suatu hari akan dipaku di atas kayu salib. Kita merayakan Natal karena kita tahu akhir ceritanya adalah Kebangkitan.

Dengan demikian, saat kita merayakan kedatangan-Nya, kita merayakan keseluruhan rencana penebusan: Allah datang ke dunia, untuk mati bagi dunia, dan bangkit untuk menyelamatkan dunia.

Berbagi
×