Nuh dan Bahtera yang Terapung - Kejadian 6–8
Alunea Cerita Alkitab 2 September 2025.

Nuh adalah seorang yang baik. Ia adalah orang yang paling tulus pada zamannya dan taat kepada Allah. Nuh dan istrinya mempunyai tiga anak laki-laki—Sem, Ham, dan Yafet—yang semuanya sudah menikah.

Tuhan melihat bahwa manusia di bumi sangat jahat. Pikiran mereka hanya tertuju pada melakukan hal-hal yang buruk.

Ada juga raksasa-raksasa besar yang disebut Nefilim, yang merupakan penguasa-penguasa jahat.

Ketika Allah melihat kejahatan yang dilakukan manusia, Ia menyesal telah menciptakan mereka dan hati-Nya dipenuhi dengan kesedihan. Maka Tuhan berfirman, ‘Aku akan memusnahkan semua manusia yang Kuciptakan, juga setiap binatang, burung, dan segala yang merayap di bumi.’ Tetapi Allah memutuskan untuk menyelamatkan Nuh, karena ia melakukan yang baik.

Maka Allah berfirman kepada Nuh, ‘Buatlah sebuah perahu dari kayu sanobar. Buatlah kamar-kamar di dalamnya dan lapisilah bagian dalam dan luarnya dengan ter.

Itu akan menjadi sebuah bahtera besar—panjangnya 450 kaki, lebarnya 75 kaki (137 m), dan tingginya 45 kaki (14 m). Buatlah sebuah bukaan setinggi 18 inci (50 cm) di sekeliling bagian atas bahtera, dan pasanglah sebuah pintu di sisinya. Bahtera itu harus mempunyai lantai atas, tengah, dan bawah.

Bahtera itu akan cukup besar untuk menampung keluargamu dan sepasang dari setiap makhluk hidup, jantan dan betina. Engkau harus mengumpulkan berbagai jenis makanan dan menyimpannya di dalam bahtera sebagai persediaan bagi kamu dan juga bagi semua hewan.

Nuh melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Allah kepadanya dan mulai membangun bahtera yang besar itu. Karena mereka tinggal di negeri yang jarang turun hujan, orang-orang hanya menertawakan Nuh dan keluarganya.

Nuh memperingatkan mereka tentang air bah besar yang akan dikirim Allah, tetapi mereka hanya mengejeknya. Nuh memerlukan lebih dari seratus tahun untuk membangun bahtera itu, namun ia tidak pernah menyerah.

Setelah bahtera selesai, mereka mengumpulkan makanan yang dibutuhkan oleh mereka dan semua hewan. Lalu Nuh dan keluarganya masuk ke dalam bahtera itu.

Lalu Allah mengumpulkan hewan-hewan yang ingin diselamatkan-Nya dan mengirimkannya kepada Nuh berpasang-pasangan: seekor jantan dan seekor betina.

Allah mengirimkan sepasang dari setiap hewan yang tidak tahir kepada Nuh. Hewan yang tidak tahir adalah hewan yang tidak baik untuk dimakan manusia. Allah juga mengirimkan tujuh pasang dari setiap hewan yang dapat dimakan manusia sebagai makanan.

Allah mengirim segala jenis hewan liar dan hewan ternak. Mereka masuk ke dalam bahtera berpasang-pasangan.

Setiap hewan, besar maupun kecil, mendapat tempat di dalam bahtera.

Hewan-hewan itu memerlukan banyak makanan untuk tetap hidup ketika air bah datang.

Mereka ditempatkan di kandang-kandang pada dek bawah, tengah, atau atas dari bahtera yang telah dibuat Nuh. Tujuh hari kemudian air bah datang. Allah menutup pintu bahtera itu.

Awan di langit mencurahkan hujan lebat selama 40 hari dan 40 malam.

Mata air dari bawah tanah terbelah dan memancarkan air.

Air terus naik hingga lebih dari 20 kaki (18 meter) di atas gunung-gunung. Hanya Nuh, keluarganya, dan hewan-hewan di dalam bahtera yang tetap hidup.

Air terus menutupi bumi selama 150 hari, tetapi semua yang berada di dalam bahtera memiliki cukup makanan. Allah menghentikan hujan dan mata air dari bawah tanah, lalu Ia membuat angin bertiup di atas bumi. Air pun mulai surut.

Nuh melepaskan seekor burung gagak untuk melihat apakah ia dapat menemukan daratan, tetapi burung itu tidak berhasil. Lalu ia melepaskan seekor burung merpati, namun burung itu kembali ke bahtera karena belum menemukan daratan.

Tujuh hari kemudian Nuh kembali melepaskan merpati, dan pada malam harinya burung itu kembali dengan membawa sehelai daun zaitun yang segar di paruhnya. Tujuh hari kemudian ia melepaskan merpati itu sekali lagi, tetapi kali ini merpati itu tidak kembali. Nuh menyingkirkan penutup bahtera dan melihat bahwa tanah sudah kering.

Beberapa minggu kemudian, tanah sudah cukup kering sehingga semua yang ada di dalam bahtera dapat keluar. Sebuah pelangi besar memenuhi langit sebagai tanda bahwa Allah tidak akan pernah lagi menenggelamkan seluruh bumi dengan air bah.

Nuh mendirikan sebuah mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan beberapa dari burung-burung dan hewan-hewan yang tahir sebagai korban persembahan kepada Allah. Tuhan berkenan atas persembahan itu dan berjanji, "Aku tidak akan pernah lagi memusnahkan semua makhluk hidup di bumi seperti yang telah Kulakukan kali ini."

Allah memerintahkan Nuh untuk melepaskan semua hewan agar mereka berkembang biak dan memenuhi bumi kembali.

Mereka keluar dari bahtera, masing-masing menurut jenisnya.

Allah berjanji, "Selama bumi masih ada, akan ada masa menanam dan masa menuai. Dingin dan panas, musim panas dan musim dingin, siang dan malam tidak akan berhenti."