Gembala: Saksi Mata Pertama Kelahiran Yesus

Kepada Siapa Kabar Baik Pertama Kali Disampaikan?
Dalam semua kemegahan yang seharusnya mengiringi kelahiran Raja Semesta, pemandangan Natal pertama terjadi di tempat yang sunyi dan sederhana. Kabar sukacita yang terbesar dalam sejarah tidak disampaikan kepada para imam di Bait Allah atau para cendekiawan di Yerusalem, melainkan kepada sekelompok kecil orang yang bekerja di pinggiran masyarakat: para gembala di padang dekat Betlehem.
Kisah mereka adalah bukti nyata bahwa prioritas Allah tidak didasarkan pada status sosial, melainkan pada hati yang sederhana dan siap sedia menerima. Artikel ini akan membahas mengapa para gembala dipilih, bagaimana pengalaman mereka menggenapi pesan Mesias, dan dampak ketaatan mereka.
1. Latar Belakang Para Gembala: Golongan Terpinggirkan
Untuk memahami signifikansi pilihan ini, kita harus memahami status sosial para gembala pada abad pertama Masehi:
- Status Sosial Rendah: Para gembala umumnya dipandang sebagai golongan masyarakat yang terpinggirkan dan tidak terpandang. Pekerjaan mereka mengharuskan mereka untuk jarang berada di sinagoge atau Bait Allah, membuat mereka sering dianggap “najis” secara ritual oleh beberapa kelompok Yahudi yang lebih ketat.
- Betlehem dan Domba Korban: Secara historis, daerah di sekitar Betlehem dikenal sebagai tempat pengembangbiakan domba-domba yang akan digunakan untuk persembahan korban di Bait Allah Yerusalem. Ini memberikan konteks yang ironis: mereka yang menjaga domba korban kini menjadi saksi mata Sang Korban Agung.
2. Pemandangan Surgawi: Keajaiban di Padang
Kabar baik datang kepada para gembala di tengah tugas rutin mereka, menjaga kawanan di malam hari (Lukas 2:8-14).
- Intervensi Supernatural: Malaikat Tuhan menampakkan diri, dan “kemuliaan Tuhan bersinar melingkupi mereka.” Respons pertama mereka adalah ketakutan yang luar biasa—respons yang wajar terhadap perjumpaan dengan yang ilahi.
- Pesan Inkarnasi: Malaikat itu menenangkan mereka dengan pesan yang disebut proto-euangelion (injil pertama) Natal: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”
- Tanda yang Sederhana: Tanda yang diberikan Malaikat sangatlah sederhana dan kontras dengan kebesaran Mesias: mereka akan menemukan bayi yang dibungkus kain lampin dan terbaring di dalam palungan.
3. Palungan: Penggenapan Tanda Kerendahan Hati
Palungan (tempat makan ternak) adalah tanda kerendahan hati yang menakjubkan yang harus ditemukan oleh para gembala.
- Koneksi Nubuatan: Meskipun tidak ada nubuatan spesifik tentang “palungan,” tanda ini menekankan kerendahan Mesias, menggenapi sifat inkarnasi-Nya—seorang Raja yang memilih untuk lahir di tempat yang paling rendah.
- Respons Cepat: Para gembala tidak menunda. Mereka berkata satu sama lain, “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” (Lukas 2:15). Ketaatan dan hasrat mereka untuk melihat Mesias lebih besar dari ketakutan mereka.
4. Menjadi Pemberita Pertama
Setelah melihat bayi Yesus sesuai dengan yang dikatakan Malaikat, para gembala tidak tinggal diam (Lukas 2:17-20).
- Saksi Mata: Mereka adalah saksi mata pertama yang mengonfirmasi kabar sukacita itu secara fisik.
- Pemberita (Evangelis) Pertama: Mereka kembali ke padang sambil memuliakan dan memuji Allah karena semua yang telah mereka dengar dan lihat. Mereka menjadi pemberita injil pertama yang menyebarkan kisah kelahiran Kristus kepada siapa pun yang mereka temui.
- Dampak Historis: Pemilihan para gembala menunjukkan inklusivitas kerajaan Allah; bahwa kabar baik ini adalah untuk seluruh bangsa, dimulai dari yang terpinggirkan.
Kesimpulan: Pesan Sederhana untuk Hati yang Sederhana
Kisah para gembala menggarisbawahi kebenaran mendalam Natal: Allah seringkali memilih yang sederhana, yang tidak terpandang, untuk menyaksikan kemuliaan-Nya. Mereka tidak membutuhkan pendidikan teologi atau status sosial; yang mereka butuhkan hanyalah ketaatan untuk pergi dan hati yang bersukacita untuk memberitakan. Mereka adalah teladan bahwa Mesias datang bagi setiap orang, terutama bagi mereka yang memiliki kerendahan hati seperti seorang hamba.




