Bersyukur adalah hal yang mudah dilakukan saat semuanya berjalan lancar. Tapi, bagaimana jika kita berada di tengah badai? Saat pekerjaan sulit, hubungan retak, atau kesehatan menurun, rasanya hampir tidak mungkin untuk mengucapkan terima kasih. Namun, Firman Tuhan hari ini mengajarkan sebuah kebenaran yang radikal: rasa syukur bukanlah reaksi terhadap kebaikan, melainkan perintah dan pilihan iman yang harus kita ambil, terlepas dari keadaan.

Perintah untuk "mengucap syukurlah dalam segala hal" mungkin terdengar tidak masuk akal. Paulus tidak meminta kita bersyukur atas penderitaan, tetapi *bersyukur di dalam penderitaan. Mengapa? Karena ketika kita memilih untuk bersyukur, kita sedang mengalihkan fokus dari masalah kita kepada Allah Bapa yang lebih besar dari masalah itu. Pilihan ini adalah sebuah tindakan iman yang menunjukkan bahwa kita percaya pada rencana dan kedaulatan-Nya, bahkan ketika kita tidak bisa melihat gambaran besarnya. Bersyukur adalah cara kita mengakui bahwa Tuhan Yesus tetap setia, Dia tetap baik, dan Dia bekerja di balik layar, bahkan di saat-saat yang paling sulit.

Bagaimana kita dapat mempraktikkan rasa syukur ini hari ini? Mulailah dengan hal-hal kecil. Ambil waktu sejenak untuk mengingat tiga hal yang Anda syukuri hari ini—mungkin kesehatan, makanan yang Anda nikmati, atau percakapan yang menguatkan. Ketika tantangan datang, alih-alih mengeluh, cobalah untuk mencari pelajaran atau kesempatan yang bisa Anda syukuri. Jadikan rasa syukur sebagai kebiasaan, dan Anda akan mulai melihat bagaimana Tuhan mengubah pandangan Anda.

Ya Allah Bapa di Surga, kami bersyukur karena Engkau setia dan baik. Kami mengakui bahwa sering kali kami sulit untuk bersyukur di tengah kesulitan. Tolonglah kami, ya Bapa, untuk melihat Engkau dalam segala keadaan, baik suka maupun duka. Berikanlah kami hati yang penuh syukur dan mata yang fokus pada anugerah-Mu. Kami percaya, Engkau akan memberikan kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.