Sering kali kita mengukur kasih kita kepada Tuhan dengan perasaan atau kata-kata. Kita berkata "Aku mengasihi-Mu, ya Tuhan," dan merasa cukup. Namun, Tuhan Yesus sendiri memberikan tolok ukur yang lebih jelas dan praktis: ketaatan. Ayat hari ini mengajarkan bahwa kasih sejati kepada-Nya tidak hanya ada di bibir, tetapi terwujud dalam tindakan nyata, yaitu dengan melakukan apa yang Dia perintahkan.

Ketaatan bukanlah beban atau kewajiban yang memberatkan. Sebaliknya, itu adalah ekspresi alami dari hati yang mengasihi. Ketika kita benar-benar mengasihi seseorang, kita akan senang melakukan hal-hal yang membuat mereka bahagia. Demikian juga dengan Yesus. Ketaatan kepada-Nya adalah cara kita menunjukkan bahwa kita percaya pada hikmat-Nya dan bahwa kita menaruh Dia di tempat tertinggi dalam hidup kita. Ketika kita taat pada Firman-Nya, kita tidak hanya menyenangkan hati Allah Bapa, tetapi kita juga melindungi diri kita sendiri dari bahaya dan membuka jalan bagi berkat-berkat-Nya.

Kita dapat mempraktikkan ketaatan hari ini dengan terlebih dahulu mendengarkan Firman-Nya, menjadikan membaca dan merenungkan Alkitab sebagai prioritas agar kita tahu apa yang Tuhan inginkan. Ketaatan juga dimulai dari hal-hal kecil, seperti mengampuni, melayani, atau berbagi, karena kesetiaan dalam perkara kecil akan membentuk hati yang taat dalam perkara besar. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa kita tidak mampu melakukannya dengan kekuatan sendiri, melainkan harus senantiasa meminta pertolongan Roh Kudus untuk memberi hati yang rela dan kekuatan menuruti kehendak Allah.

Ya Bapa, terima kasih atas kasih-Mu yang luar biasa bagi kami. Kami mengakui bahwa sering kali kami gagal dalam ketaatan. Ampuni kami, ya Tuhan. Berikanlah kami hati yang tulus untuk mengasihi-Mu lebih dari segalanya. Mampukan kami untuk menuruti segala perintah-Mu, bukan sebagai beban, melainkan sebagai wujud kasih kami yang sejati kepada Tuhan Yesus. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.