Banyak dari kita melihat doa sebagai "ban serep"—sesuatu yang kita gunakan hanya ketika ada masalah besar atau saat keadaan mendesak. Namun, bagi orang percaya, doa adalah napas kehidupan dan kunci utama untuk membangun hubungan yang intim dan hidup dengan Allah Bapa. Doa bukanlah monolog, melainkan dialog. Hari ini, Firman Tuhan mengingatkan kita tentang kuasa dan kesederhanaan dari komunikasi sejati dengan Tuhan.

Rasul Paulus mengajarkan kepada kita tentang cara yang benar dalam berdoa: menyatakan segala hal kepada Allah dengan ucapan syukur. Ketika kita berdoa, kita tidak hanya memberitahu Tuhan masalah kita, tetapi kita juga sedang menunjukkan kepercayaan penuh bahwa Dia berkuasa dan peduli. Doa yang berkuasa bukanlah doa dengan kata-kata indah, melainkan doa yang tulus, jujur, dan berakar pada iman. Ketika kita menyerahkan kekhawatiran kita kepada-Nya dalam doa, Tuhan Yesus berjanji akan memberikan Damai Sejahtera Allah yang melampaui segala akal. Doa mengubah hati kita sebelum mengubah keadaan di sekitar kita.

Bagaimana kita menjadikan doa sebagai gaya hidup, bukan hanya kebiasaan? Pertama, jadwalkan waktu khusus setiap hari untuk bersekutu secara pribadi dengan Tuhan. Kedua, praktikkan "Doa Bersyukur": alih-alih hanya berfokus pada apa yang Anda butuhkan, luangkan waktu lebih banyak untuk berterima kasih atas apa yang sudah Tuhan sediakan. Terakhir, percayalah bahwa Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita, mendoakan kita dengan keluhan yang tidak terucapkan.

Ya Allah Bapa kami, terima kasih karena Engkau selalu membuka pintu hati-Mu bagi kami. Kami mengakui bahwa sering kali kami mengabaikan waktu doa. Ubahlah hati kami, ya Tuhan, agar kami merindukan waktu intim bersama-Mu setiap hari. Ajarilah kami berdoa dengan iman, menyerahkan segala keinginan dan kekhawatiran kami. Biarlah melalui doa, hubungan kami dengan Tuhan Yesus semakin dalam. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.