Logo ← Daftar Renungan

Renungan Harian

Temukan kekuatan baru setiap hari dalam firman-Nya.

Perhentian Sejati: Makna Sejati Hari Sabat

 09 November 2025 • Renungan Harian, Sabat, Perhentian, Damai, Tuhan Yesus, Matius 11
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
— Matius 11:28
Pembuka
Di tengah hiruk pikuk dan tuntutan hidup, perintah Sabat terasa semakin relevan. Namun, apakah Sabat itu sekadar aturan agama tentang tidak melakukan pekerjaan tertentu, ataukah itu adalah sebuah undangan? Tuhan Yesus Kristus mengubah fokus dari legalisme hari Sabat menjadi substansi spiritual: Perhentian sejati ditemukan di dalam Dia.
Inti Renungan
Dalam Perjanjian Lama, hari Sabat (hari ketujuh) merupakan tanda perjanjian dan hari istirahat yang fisik dan wajib, mengingatkan umat Israel bahwa Allah adalah Pencipta dan Penebus mereka; namun, seiring waktu, Sabat berubah menjadi beban aturan yang menjauhkan orang dari tujuan utamanya: kegembiraan dan persekutuan dengan Tuhan. Ketika Tuhan Yesus datang, Ia menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan atas hari Sabat (Matius 12:8), bukan untuk menghapusnya, melainkan untuk menggenapinya dan mengungkapkan makna yang lebih dalam—yakni perhentian dari usaha sendiri melalui undangan-Nya untuk datang kepada-Nya dan menerima kelegaan dari pekerjaan-Nya yang telah selesai di kayu salib; perhentian batin yang memberi kedamaian dan ketenangan di tengah kesibukan melalui karya Roh Kudus; serta fokus pada anugerah, di mana hari Minggu atau hari ibadah menjadi perayaan kelegaan yang Kristus berikan, bukan ritual yang berat, melainkan momen untuk melepaskan kekhawatiran dan berserah kepada pemeliharaan Allah Bapa.
Ayat Pendukung
Ibrani 4:9-10: "Jadi masih tersedia suatu hari Sabat, hari perhentian, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari pekerjaan-pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya."
Aplikasi
Untuk masuk ke dalam perhentian Kristus hari ini, kita diajak melepaskan kekhawatiran dan berhenti mengandalkan upaya sendiri dalam mengendalikan masa depan, lalu secara rohani memprioritaskan waktu pribadi yang tenang bersama Tuhan Yesus dan Firman-Nya sebagai sumber kedamaian dan kekuatan; secara fisik, kita merayakan hari persekutuan (Minggu) dengan sukacita, mengingat bahwa kita telah dikasihi, diampuni, dan diberi perhentian oleh-Nya—sebuah anugerah yang mengundang kita untuk berserah penuh dan menikmati kelegaan dalam hadirat-Nya.
Doa Penutup
Ya Tuhan Yesus Kristus, terima kasih karena Engkau adalah perhentian sejati kami. Ketika kami letih lesu dan berbeban berat, kami datang kepada-Mu dan menerima kelegaan. Bantu kami untuk menjalani hari ini—dan setiap hari—dengan ketenangan, karena kami tahu bahwa seluruh hidup kami beristirahat di dalam anugerah-Mu yang sempurna. Amin.
✍️ Alunea
Sebarkan Kasih
Simpan renungan untuk di baca nanti.
 Simpan sebagai PDF
© 2025 Alunea.ID. All Rights Reserved.