Kasih Agape: Pengorbanan dan Esensi Karakter Allah Bapa

Empat Kata Yunani untuk Kasih
Bahasa Yunani kuno menggunakan beberapa kata untuk mendeskripsikan kasih, tetapi yang paling penting dalam Alkitab adalah Agape. Berbeda dari Eros (kasih romantis/fisik), Philia (kasih persahabatan), dan Storge (kasih kekeluargaan), Agape adalah kasih yang terarah pada tindakan, pilihan, dan pengorbanan. Agape bukanlah perasaan, melainkan prinsip yang aktif dan kehendak yang didasarkan pada keputusan. Agape adalah Kasih Ilahi, esensi dari karakter Allah Bapa.
Inti Teologis: Kasih Tanpa Syarat
Kasih Agape dicirikan oleh dua hal utama:
- Pengorbanan Diri: Agape selalu mencari kebaikan objek yang dikasihi, bahkan dengan mengorbankan diri sendiri. Definisi tertinggi Agape terdapat dalam Yohanes 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah Bapa akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Tuhan Yesus Kristus menunjukkan Agape dengan mengosongkan diri-Nya dan mati untuk musuh-musuh-Nya, bukan untuk orang-orang yang layak atau baik.
- Tidak Bersyarat (Unconditional): Agape diberikan terlepas dari kinerja, nilai, atau respon dari pihak penerima. Kasih ini mengalir keluar dari sifat Allah Bapa sendiri. Allah Bapa tidak mengasihi kita karena kita baik; kita menjadi baik karena Dia terlebih dahulu mengasihi kita dengan Agape (Roma 5:8).
Tuntutan Praktis: Meniru Agape
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengasihi orang lain dengan kasih Agape, yang merupakan buah Roh Kudus (Galatia 5:22). Hal ini mustahil dilakukan oleh kekuatan manusia, karena naluri kita cenderung pada Eros atau Philia (kasih bersyarat yang menuntut balasan).
Meniru Agape berarti:
- Mengasihi mereka yang sulit dikasihi.
- Mengampuni mereka yang telah menyakiti kita.
- Memberi tanpa mengharapkan imbalan.
- Membuat pilihan untuk berbuat baik kepada orang lain, bahkan ketika perasaan kita tidak mendukung.
Puncak dari kehidupan Kristen adalah ketika kita membiarkan Agape Allah Bapa mengalir melalui kita kepada orang lain. Hanya ketika kita dipenuhi oleh Roh Kudus barulah kita dapat mengasihi dengan kasih yang rela berkorban dan tak bersyarat ini, menanggapi perintah Tuhan Yesus Kristus untuk saling mengasihi seperti Dia telah mengasihi kita.




